Jumat, 23 Agustus 2024

Merry Helena Papare, Wanita Papua Diplomat Muda Pertama di Indonesia

INITENTANG.COM - Ini tentang Mery papare diplomat perempuan muda pertama di Indonesia. Mery Helena Papare sebuah nama yang mungkin tak banyak dikenal luas di luar Papua apalagi di Indonesia.

Namun nama ini meninggalkan jejak luar biasa dalam sejarah peran Papua di NKRI putri sulung dari pahlawan nasional Silas Papare dan istrinya Regina Aibui ini telah menores sejarah dengan berbagai kipranya baik di dalam negeri maupun di panggung internasional.

Mery adalah teladan bagi perempuan Papua dan Indonesia secara umum menunjukkan bahwa semangat dan dedikasi mampu membawa seseorang meraih pencapaian luar biasa.
 
Lahir di Babo, Teluk Bintuni, Papua Barat pada 4 Mei 1939, Mery Helena tumbuh dari lingkungan yang penuh semangat perjuangan ayahnya Silas Papare dikenal sebagai pejuang gigih yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. 

Tidak mengherankan semangat juang ini mengalir deras dalam darah Mery Helena mendorongnya untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara.

Pendidikan adalah pilar utama dalam kehidupan Mary Helena ia memulai pendidikannya di sekolah Asrama Perempuan MVVS di Serui dan melanjutkannya di Jakarta. Selama di Jakarta, ia tidak hanya belajar di sekolah rakyat dan sekolah lanjutan tetapi juga menunjukkan prestasi luar biasa.

Pada tahun 1960, Mery Helena terpilih sebagai anggota pasukan pengibar bendera pusaka mewakili DKI Jakarta di Istana Merdeka Puncak prestasinya ketika remaja adalah keterlibatannya dalam delegasi indonesia pada New York agreement di Amerika Serikat pada tahun 1962. 

Ia berperan sebagai representasi gadis Irian yang menunjukkan bahwa perempuan muda dari Papua memiliki suara yang penting dalam diplomasi internasional. 

Langkah ini bukan hanya membanggakan bagi dirinya tetapi juga membuka jalan bagi perempuan Papua lainnya untuk berani bermimpi besar tidak hanya berkontribusi di dalam negeri tetapi juga membawa nama Indonesia ke kancah internasional 

Pada tahun 1965, ia dipercayakan sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Brussels, Belgia. Kepercayaan tinggi pemerintah Indonesia terhadap kapabilitasnya membuatnya dengan segera ditetapkan sebagai Konsul Jenderal RI di Brussels. 

Setelah kembali ke Indonesia, Merry Helena melanjutkan pengabdiannya di bidang penerangan dengan menjadi Kepala RRI Serui. Perannya di media ini penting untuk menyebarkan informasi dan edukasi kepada masyarakat Papua.

Kemudian, ia bergabung sebagai Pegawai Negeri Sipil di Departemen Penerangan, menjalankan tugasnya di Serui dan Jayapura hingga tahun 1994. 
Di ranah politik, Merry Helena menunjukkan kemampuannya sebagai legislator yang mumpuni. 

Keterlibatannya dalam politik menjadi bukti bahwa perempuan Papua mampu berperan aktif dalam pengambilan kebijakan publik, memperjuangkan kepentingan rakyat.

Ia terpilih sebagai anggota DPRD Tingkat II Kabupaten Yapen Waropen dari Golkar pada periode 1977-1982. Kemudian, ia menjabat sebagai anggota DPRD Tingkat I Irian Jaya selama dua periode, yakni 1982-1987 dan 1987-1992. 

Dedikasinya terhadap isu-isu perempuan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional. Merry Helena juga dikenal melalui keterlibatannya di kancah internasional sebagai anggota Delegasi Indonesia pada Kongres Wanita Sedunia di Nairobi, Kenya, pada tahun 1989. 

Kepergiannya pada 1 September 1996 di Jayapura meninggalkan duka mendalam bagi seluruh keluarga besar dan masyarakat Papua. namun warisan semangat juangnya tetap hidup. 

Mary Helena papare adalah bukti nyata bahwa perempuan Papua memiliki peran penting dan potensi besar untuk berkontribusi dalam berbagai bidang. Ia menginspirasi generasi muda Papua terutama perempuan untuk berani bermimpi dan berjuang meraih tujuan mereka melalui pendidikan dan pengabdian tanpa batas.

Dari diplomat hingga legislator, kiprahnya selalu menjadi inspirasi bagi setiap perempuan yang berjuang untuk membuat perubahan positif bagi masyarakat nusa dan bangsa.